JAKARTA - Calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, semakin banyak mendapatkan dukungan menuju Pilpres 2024. Berpasangan dengan Gibran, dukungan kalangan milenial kepada Prabowo seperti gelombang tak terbendung.
Hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia menyebut, dukungan kelompok Gen Z kepada Prabowo-Gibran meningkat secara signifikan dari 38, 1 persen menjadi 52, 4 persen pada awal November 2023. Begitu juga kelompok milenial, dari 38, 9 persen pada Oktober 2023 menjadi 40 persen pada awal November 2023.
Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa mengatakan, Prabowo–Gibran merupakan satu–satunya pasangan capres–cawapres yang mewakili kelompok pemilih muda dan berpotensi mendapatkan banyak limpahan suara dari para pemilih kelompok usia Gen Z dan milenial.
Tak hanya itu, Prabowo–Gibran juga peduli terhadap anak muda dengan menyiapkan berbagai program-program penting untuk menjawab isu-isu kekinian.
“Suka atau tidak suka, Gibran Rakabuming Raka telah menjadi game changer dalam dunia perpolitikan nasional. Kehadiran Gibran sebagai cawapres Prabowo mampu meruntuhkan prediksi banyak pihak soal kemungkinan tak akan membawa dampak elektoral bagi kenaikan elektabilitas Prabowo di Pilpres 2024, ” kata AB Solissa saat dihubungi, Rabu (15/11).
Dikatakan Solissa, jika dilihat dari hasil survei di beberapa lembaga survei dalam seminggu terakhir, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran mengalami kenaikan secara signifikan. Bahkan, temuan lembaga survei itu mengakui Gibran punya andil besar terhadap kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto.
Ada dua hal yang menurut saya berkontribusi terhadap kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran. Pertama, Gibran merupakan satu-satunya anak muda di antara enam orang capres maupun cawapres yang bakal bertarung di 2024, " ujar Solissa
Diketahui, KPU RI telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen diantaranya merupakan pemilih muda.
Rinciannya, pemilih berusia 17 tahun sebanyak 0, 003 persen atau sekitar 6 ribu jiwa. Kemudian pemilih dengan rentang usia 17 tahun hingga 30 tahun mencapai 31, 23 persen atau sekitar 63, 9 juta jiwa. Lalu disusul dengan Pemilih dengan 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 20, 70 persen atau sekitar 42, 395 juta jiwa.
Dengan jumlah pemilih mayoritas di Pilpres 2024, kata Sollisa, Gibran dipandang sebagai figur yang paling tepat mewakili kelompok muda mau dalam kepemimpinan nasional.
"Brand anak muda inilah yang membuat para generasi milenial dan Gen Z merasa ada figur yang mewakili generasi mereka maju dalam arena kontestasi yang lebih besar, yaitu pilpres, ” jelasnya
Diungkapkan Solissa, Gibran dianggap sebagai pendobrak sistem kepemimpinan nasional yang selama ini kurang ramah terhadap anak muda, sehingga masuknya Gibran menjadi momentum penting bagi anak muda di Indonesia.
“Gibran juga tak bisa dipisahkan dari sosok Jokowi yang ketokohannya kuat sekali. Publik melihat Gibran adalah personifikasi dari Jokowi. Inilah yang membuat banyak pendukung fanatik Jokowi di dua kali Pilpres sebelumnya lebih memilih Prabowo-Gibran ketimbang Ganjar-Mahfud maupun Anies-Muhaimin, ” ungkapnya.
Lanjut Solissa, turunnya elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD tak lepas dari posisi Jokowi yang sudah bergeser dari Ganjar ke Prabowo.
Padahal, di awal-awal Ganjar dideklarasikan sebagai capres oleh PDIP elektabilitasnya naik signifikan karena ada sosok Jokowi, namun setelah Prabowo menggandeng Gibran sebagai cawapres membuat elektabilitas Ganjar Pranowo menurun drastis.
“Artinya, efek Jokowi sangat besar untuk hasil Pilpres 2024 nanti. Kalau saya bisa berspekulasi kuatnya elektabilitas Ganjar sebelum dideklarasikan oleh PDIP dikarenakan faktor Jokowi dibelakangnya sebagai king maker. Dan sekarang efek tersebut berpindah ke Prabowo yang ada Gibran di sana, ” jelasnya.
Paman Adam